Burung Cabak dengan nama latin Caprimulgidae dan Podargidae merupakan jenis burung pemakan serangga yang bersifat nokturnal. Burung Cabak merupakan hewan unik yang punya ciri khas dan punya anggota kurang lebih 8600 jenis tersebar diseluruh dunia.
Dan burung Cabak ini punya sifat-sifat yang berbeda dalam setiap jenisnya. Dimulai dari kebiasaan aktifitas hingga dengan makanannya.
Kebanyakan burung yang makanannya serangga melakukan aktifitas pada siang hari (Diurnal), namun beberapa dimalam hari yang biasa disebut Nokturnal. Di Indonesia sendiri hanya beberapa burung yang memiliki ciri “Pemakan Serangga dan Bersifat Nokturnal”.
Dalam sebuah penelitian yang telah tertulis, hanya diketahui 2 suku atau jenis burung cabak yang bersifat pemakan serangga dan bersifat nokturnal {Burung Cabak (Caprimulgidae) dan Paruh Katak (Podargidae)/juga disebut cabak} di Jawa dan di Bali.
Persebaran Burung Cabak
Burung ini telah tersebar luas pada anak-benua India, Cina selatan, Asia Tenggara, Sunda Besar, Nusa Tenggara, Sulawesi, hingga Filipina. Selain itu juga sering terdapat di dataran rendah pada tempat yang kering dan terbuka.
Khususnya di dekat pantai, termasuk pula di kota-kota besar seperti Jakarta dan juga di Surabaya. Di Jawa dan Kalimantan termasuk jenis cabak yang paling umum ditemukan.
Kemudian pada kawasan Wallacea, cabak kota tercatat sebagai burung penetap umum. Menmpati padang rumput, sabana, hutan terbuka, lahan budidaya, dasar sungai yang mengering, dan lain-lain.
Biasanya berada dari ketinggian permukaan laut sampai dengan 1.100 m dpl di Sulawesi, dan juga 1.500 m dpl di Flores.
Kebiasaan Burung Cabak
Burung jabak memiliki kebiasaan yang khas. Antara lain yaitu terbang berputar-putar pada senja dan dini hari. Dan sembari mengeluarkan suara tinggi meratap: “cwuirp”, berulang-ulang dengan cara teratur.
Sebabburung cabak tersebut tertarik dengan lampu-lampu yang ada kota untuk memburu serangga yang beterbangan pada sekitarnya. Karena biasanya pada saat malam hari, di sekitaran lampu banyak serangga yang beterbangan. Pada saat siang hari burung ini diam berbaring di atas tanah atau pada atap gedung yang rata di perkotaan.
Cabak kota biasanya berkembang biak antara bulan Mei hingga Desember. Satu atau dua butir telurnya, berwarna kuning tua dengan bintik-bintik noda dan garis cokelat, ditaruh pada lekukan tanah yang digaruk. Tanpa bahan sarang dari bahan apa saja.
Burung Cabak (Suku Caprimulgidae)
Burung Cabak yatu burung nokturnal pemakan serangga yang kadang dinilai sebagai burung aneh sebab bentuknya dengan kaki yang begitu pendek. Kicauanya pun terkesan aneh sebab pada malam hari kicauanya menyerupai orang yang sedang mengetuk pintu.
Semua jenis burung cabak adalah pemakan serangga. Uniknya burung Cabak punya jaring yang terbentuk dari bulu-bulu kasar pada sekitar paruh, berfungsi menangkap serangga pada saat terbang. 2 marga dari burung cabak terdapat di Indonesia dan 4 spesiesnya ada di Jawa.
Burung Cabak Maling Kota
Jenis burung Cabak berukuran lebih kecil (22 cm)dengan warna yang seragam. Burung jantan mudah dibedakan karena terdapat 2 pasang bulu pada bagian luar ekor yang seluruhnya berwarna putih, terkecuali bagian ujungnya berwarna gelap.
Burung pemakan serangga betina lebih berwarna merah daripada jantan dan tidak punya tanda putih. Suara seperti meratap atau mengeluh yang menusuk “Cwiip” yang dikicaukan secara teratur saat terbang selama 1/2 jam pada senja dan dini hari.
Kebiasaan dari jenis burung cabak ini berbaring siang hari diatas tanah atau jika dikota, pada atap gedung tinggi yang rata.
Sumber : Jalaksuren
0 comments:
Post a Comment