Burungnya.com – Berbicara tentang hantu, kebanyakan orang akan merasa ketakutan dan merinding. Namun, kalau sudah membahas tentang burung Hantu, ternyata banyak masyarakat yang menyukainya. Bahkan, di Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur, Demak, warganya mempekerjakan burung Hantu untuk membasmi tikus.
Warga di desa tersebut sudah melakukan pemburuan tikus sejak lama, mulai dari pengasapan, gropyokan, membuat lubang perangkap tikus, hingga pemburuan dengan cara manual.
Di samping itu, warga juga melakukan berbagai upaya pengendalian tikus, di antaranya sebagai berikut:
- Gerakan gotong royong gropyokan tikus dengan cara pembongkaran sarang tikus.
- Gerakan gropyokan tikus dengan alat jaring tikus.
- Perburuan dan penembakan tikus dengan senapan angin.
- Menggunakan umpan yang beracun.
- Menggunakan jebakan tikus.
- Penggomposan dengan menggunakan belerang.
- Sanitasi pembersihan gulma atau rumput liar.
- Rekayasa genetika dengan memberi unpan ketela yang digodog dengan air kelapa, agar tikus yang makan umpan tersebut mandul.
- Kebijakan Kepala Desa Tlogoweru dengan peraturan desa yang mewajibkan setiap kepala keluarga setor buntut tikus. Tiap tahun dua kali, setiap kepala keluarga wajib setor buntut tikus 50- 300 ekor buntut tikus.
Namun, semua cara membasmi tikus tersebut ternyata gagal dan belum efektif. Walau sudah berupaya ternyata masih saja terjadi kerusakan yang diakibatkan serangan hama tikus. Kerusakannya antara 20 persen sampai 30 persen pada komoditas padi, sedangkan komoditas lainnya lebih dari 30 persen, seperti yang disadur dari Sukipbinsofwan.
Baca juga: 36 Fakta Unik dan Mitos Burung Hantu yang Mencengangkan
Oleh karena itu, warga di desa Tlogoweru berinisiatif memanfaatkan jasa burung Hantu untuk memusnahkan tikus. Cara ini mulai digunakan setelah para warga melihat bangkai tikus di atas atap puskesmas.
Warga pun penasaran, setelah diselidiki dan diamati, ternyata bangkai tikus tersebut merupakan hasil buruan burung Hantu. Penemuan ini menjadi awal mula burung Hantu dipekerjakan sebagai pemangsa tikus di desa Tlogoweru, Guntur, Demak.
Dari situ, mereka mulai mencari tahu segala informasi burung Hantu di internet. Bahkan, para petani sampai studi banding burung Hantu ke Ngawi, Jawa Timur, untuk mengetahui cara mengelola dan mengembangkan burung Hantu.
Setelah dirasa cukup mendapat ilmu, warga mulai menangkarkan burung Hantu atau biasa disebut karantina. Kemudian, burung Hantu dilepas dan dibuatkan rumah di tengah ladang pertanian.
Baca juga: Burung Hantu Betina Membunuh Pasangannya Karena Alat Vital Kecil
Begitu diberi penjagaan burung Hantu, ternyata hasil panen para petani tidak langsung menguntungkan, mereka masih harus merugi. Barulah, setelah beberapa tahun berjalan, akhirnya hasil panen para petani melimpah dan mereka bisa bernapas lega.
Saat ini, desa Tlogoweru dijadikan tempat studi banding untuk belajar cara membasmi tikus menggunakan burung Hantu. Pengunjungnya berasal dari berbagai kawasan, seperti Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan, serta negara lain di antaranya Jepang, Malaysia, Hong Kong, Kanada dan lainnya.
“Selama ini banyak yang studi banding dan belajar ke sini. Mulai dari Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan, bahkan ada yang dari luar negeri seperti Jepang, Malaysia, Hong Kong, Kanada dan lainnya,” kata Supadi selaku Ketua Kelompok Tani Mintorogo Desa Tlogoweru, sebagaimana yang disampaikan Detik.com (18/10/2017).
Baca juga: Pria Ini Bisa Memutar Kepalanya 180 Derajat Seperti Burung Hantu
Hebatnya lagi, desa Tlogoweru sampai menjadi perhatian media di luar negeri. Beberapa hari yang lalu, Reuters membuat judul video “Desa di Indonesia Mempekerjakan Kembali Burung Hantu”.
Dalam video tersebut dijelaskan, burung Hantu tak diburu, tapi justru diperlakukan sebagai hewan peliharaan. Selain itu, burung Hantu malah diberi ruang alami untuk berkembang biak dan berburu mangsa.
Jika artikel ini bermanfaat, jangan lupa like dan share ke teman-teman kalian. Terima kasih.
Pencarian terkait:
- foto burung ter cantik
- poto burung lovebird
Sumber: Burungnya
0 comments:
Post a Comment