Menggeliatnya roda perekonomian merambah hampir ke semua sisi kehidupan tak terkecuali adalah usaha dibidang hobi burung. Pecinta burung dapat mengembangkan hobinya menjadi bisnis mulai dari Penangkaran Burung, Jual Pakan Burung, Membuat Sangkar, Membuat Kerodong, Membuat Gantungan, Membuat Industri Kecil Pakan Alternatif Burung seperti Ternak Jangkrik, Ternak Kroto, Ternak UK, Ternak UH dan membuat Voer.
Selain jenis usaha diatas, usaha lain terkait hobi burung dapat dikembangkan seperti menjadi EO (event organizer) Latber (latihan berhadian) Latpres (LatihanPrestasi) Burung Berkicau. Berdasarkan pembicaraan saya dengan rekan rekan sesama pecinta burung di Kissawa Bird Community yang beralamat di Jl. Dukuh Kupang Barat I di Lapangan Kissawa. Semua ingin memiliki tempat latberan agar bisa meramaikan lapangan.
Atas tumbuhnya ide Rencana Usaha EO Latber Burung kissawa itu, saya pribadi sebagai pengelola web blog KM Kissawa mencari tahu Panduan mendirikan EO Latber burung secara online. Untuk itu kali ini saya ingin mengutip apa yang telah ditulis oleh Om Kicau terkait Panduan Mendirikan EO Latber, meskipun ini hanya sebatas gambaran umum, namun menurut saya panduan ini sudah cukup membantu, agar teman teman di Kissawa bisa mempertimbangkannya.
Om Kicau Menulis...
Beberapa latber kerap digelar dengan memanfaatkan halaman restoran, pelataran tempat wisata, dan sebagainya. Ini bisa menjadi win-win solution bagi Anda selaku EO maupun pengusaha. EO bisa berhemat karena tidak mengeluarkan biaya sewa lapangan, sedangkan pengusaha bisa numpang promo dengan efek dahsyat.
Banyak resto yang kebanjiran pengunjung di luar hari latber, karena kicaumania pernah datang ke arena itu dan sebagian akhirnya sering makan di sana (tentu kalau menu masakannya maknyus). Perlu diingat, kicaumania itu memiliki tingkat keragaman profesi yang sangat tinggi, mulai dari tukang becak, pegawai, pedagang, pengusaha, hingga pejabat pemerintah, militer, dan kepolisian.
Dalam panduan ini, saya mengasumsikan Anda masih menyewa lahan untuk mendirikan tempat latber. Dalam hal ini, dibutuhkan modal awal sekitar Rp 35 juta – Rp 40 juta (tergantung kualitas atap gantangan). Atau, bisa juga ditekan menjadi Rp 20 juta hingga Rp 25 juta jika tanpa atap gantangan.
Jika komponen biaya sewa tanah / lapangan ditiadakan, maka anggaran sebesar itu tinggal dikurangi biaya sewa. Biasanya pemilik lahan hanya mau menyewakan untuk jangka waktu minimal 1 tahun.
Melihat kenyataan, lapangan Kissawa adalah aset pemkot surabaya, bisa apa tidak yaa untuk dijadikan tempat latberan? untuk hal ini lebih baik dibicarakan dengan pihak terkait, RT/RW dan kelurahan.
Khusus untuk musim hujan seperti sekarang, menggelar latber tanpa atap gantangan berisiko tinggi, karena latber kerap terhenti di tengah jalan. Peserta biasanya malas datang lagi ke latberan yang tidak dilengkapi atap peneduh, setidaknya selama musim hujan. Mereka pasti akan mencari latber lain yang memiliki fasilitas atap gantangan.
Lapangan Kissawa lokasinya sangat strategis dan mudah dijangkau, namun terkendala status semoga saja bisa diselesaikan dengan win win solution.
Itulah kutipan panduan yang dapat kami ambil dari web om kicau, semoga bermanfaat untuk rekan rekan pecinta burung dimana pun berada.
Salam kicau mania...
0 comments:
Post a Comment