Wednesday, July 16, 2014

Cara Menjodohkan Cucak Jenggot dengan Kapas Tembak

Menjodohkan cucak jenggot vs kapas tembak
Penangkaran burung merupakan salah satu bisnis sampingan yang menjanjikan, apalagi bila ditekuni karena atas dasar hobbi dan mencintai. Penangkaran bertujuan untuk melestarikan keberadaan burung tersebut agar tidak punah di alamnya, selain itu penangkaran juga bertujuan ekonomi, karena hasil dari penangkaran tadi akan menghasilkan turunan yang berkualitas lebih baik, lebih jinak dan memiliki garis keturunan yang jelas dari indukan yang berkualitas sehingga nilai jual dari burung hasil penangkaran bakalan lebih mahal daripada burung bakalan liar dari hutan.

Untuk meningkatkan geliat bisnis penangkaran burung berkicau, kali ini kissawa ingin berbagi artikel tentang Cara Menjodohkan Cucak Jenggot dengan Kapas Tembak berdasarkan kutipan kami dari omkicau yang merilis penuturan dari seorang penangkar burung dari daerah kediri - Jawa Timur.

Sugeng adalah seorang kicaumania asal Dusun Santren, Desa Poh Jajar, Kecamatan Papar, Kediri yang punya inisiatif untuk menyilangkan antara cucak jenggot dengan kapas tembak. Dengan persilangan tersebut, ia berharap anakan yang dihasilkan memiliki keistimewaan seperti indukan. Yaitu memiliki suara yang kasar dan bermental petarung seperti Kapas Tembak. Sedangkan postur tubuh dan warna bulunya seperti Cucak Jenggot. Berhasil ! meskipun harus mengalami kegagalan beberapa kali.

Menjodohkan Cucak Jenggot vs Kapas Tembak bukanlah perkara mudah, karena burung harus melalui beberapa tahapan penjodohan, apalagi ini adalah burung yang berbeda meskipun dalam satu keluarga yang sama yaitu cucak-cucakan.

Cara Menjodohkan Cucak Jenggot dengan Kapas Tembak

Inilah bagian yang tersulit dalam menangkarkan burung. Bahkan dari pengalaman Sugeng menangkarkan berbagai jenis burung, Cucak Jenggot adalah yang tersulit dan butuh waktu yang cukup lama.

Tahap awal yang dilalui selama proses tersebut adalah pengenalan terlebih dahulu. Caranya, calon pasangan dimasukkan ke dalam sangkar berbeda dan ditempatkan pada posisi berdekatan secara terus-menerus baik di dalam rumah atau ruangan, maupun ketika dijemur di luar harus selalu berdekatan.

Selama proses tersebut, kedua calon pasangan harus selalu dimandikan dengan cara dimasukkan ke dalam bak mandi secara bergantian. Saat dijemur juga harus tetap berdekatan.

Berdasarkan pengalaman Sugeng, proses pengenalan tersebut membutuhkan waktu minimal 1 bulan. Waktu selama itu akan membuat calon pasangan saling mengenal. Setelah itu barulah level penjodohannya bisa dinaikkan, yaitu dipertemukan dalam satu sangkar.

Hanya saja bukan dalam sangkar harian, tapi dalam keramba bak mandi. Tepatnya ketika memandikan calon pasangan pada pagi hari dilakukan dalam satu bak mandi.

Bisa dimulai dengan memasukkan salah satunya ke dalam keramba, bisa yang betina maupun yang jantan dahulu. Setelah keduanya sudah berada di dalam keramba, lakukan juga penyemprotan dengan water spray beberapa saat hingga sedikit basah.

Penting juga untuk memperhatikan teknik penyemprotan. Arahkan ujung spray pada bagian kakinya agar air yang keluar tak mengenai bagian kepala dan masuk ke dalam hidung. Karena jika hidungnya kemasukan air bisa membuat burung flu.

Saat kedua pasangan berada di dalam keramba, amati perilakunya. Karena saat itulah saat yang paling rawan, bisa saja sang pejantan terlalu agresif dan langsung memaksa kawin si betina. Akibatnya bisa tatal. Si betina bisa mati karena kepalanya ditenggelamkan di dalam air.

Hal tersebut telah beberapa kali dialami oleh Sugeng. Selama ini ia sudah pernah 3 kali mendapati si betina mati ketika berada di dalam keramba bersama pejantan. Jika sang jantan terlalu agresil dan si betina menolak untuk dikawini, segara pisahkan.

Mandikan kembali keduanya secara bergantian atau di tempat berbeda. Namun ketika dijemur hingga dipindahkan ke dalam rumah harus tetap berada di tempat yang sama dengan sebelumnya dan selalu berdekatan. Proses pengenalan dari penjodohan tersebut harus tetap dilanjutkan seperti semula. dari jemur hingga tidur harus tetap dekat.

Sementara ketika memandikan pada hari berikutnya juga harus tetap dicoba kembali untuk menjadikannya dalam satu keramba. Jika masih seperti sebelumnya, harus dipisahkan kembali dan diulang pada keesokan harinya. Begitu seterusnya hingga menunjukkan tanda-tanda si betina mau untuk dikawin atau sang pejantan tidak terlalu agresif.

Jika pasangan tersebut sudah terlihat beberapakali melakukan perkawinan ketika sedang mandi bersama maupun disangkar harian, berarti keduanya sudah berjodoh dan siap dimasukkan ke dalam sangkar penangkaran.

Selanjutnya di sangkar penangkaran yang berukuran seperti sangkar penangkaran burung murai batu atau kacer, siapkan bahan sarang, tempat sarang dan makanan yang terjamin. Bahan sarang bisa diberikan dari rumput yang kering atau jerami, agar lebih cepat merangsang burung untuk bertelur sebaiknya batok yang disiapkan untuk sarang diberi sample sarang, selanjutnya biarkan burung bereksperimen sendiri dengan merapikan sarang tersebut. 

Perlu diingat bahwa burung yang ditangkar sebaiknya adalah burung yang sudah jinak, paling tidak sudah jinak lalat, sehingga akan lebih memudahkan dalam proses penjodohan dan perawatan lebih lanjut saat burung dijodohkan.

Selamat Mencoba dan Salam Kicau Mania...

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright 2010 info burung. All rights reserved.
Themes by Ex Templates Blogger Templates l Home Recordings l Studio Rekaman